Setelah lebih kurang 140 tahun
Pemerintah Inggris berada di Bengkulu, mereka banyak meninggalkan
"warisan" peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah Benteng
Marlborough. Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris
yang dibangun pada 1713 hingga 1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph
Collet.
Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan
Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I. Benteng ini tergolong
terbesar di kawasan Asia.
Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena
kelangkaannya. Benteng ini dulunya merupakan pusat pemerintahan kolonial
Inggris yang menguasai Provinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun
(1685-1825).
Sehingga benteng ini pun masih memiliki bentuk yang sesuai dengan
desain asli bangunan abad ke-17. Sungguh merupakan daya tarik yang jarang
ditemukan di tempat lain.
Situs kawasan Benteng Marlborough ini berada dalam satu kawasan
dengan obyek wisata alam pantai, yaitu Pantai Tapak Paderi. Sehingga memberikan
perpaduan objek wisata alam dan budaya. Kelengkapan kawasan ini sebagai obyek
wisata menjadi potensi besar untuk dapat menjadi obyek wisata unggulan bagi
Kota Bengkulu.
Benteng Marlborough sejak mulai dibangun telah memegang fungsi
strategis di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan. Potensi kesejarahan yang demikian merupakan komoditi penelitian yang
menarik. Potensi ini memiliki nilai yang besar dalam memperkaya kajian
keilmuan.
John Bastin dalam bukunya yang berjudul: The British in West
Sumatera (1685-1825) A Selection Documents with An Introduction. Kuala Lumpur:
University of Malaya Press, 1965, banyak memberikan informasi tentang
kejadian-kejadian di sekitar Benteng Marlborough.
Bahkan yang lebih menarik adalah digunakannya dokumen-dokumen
resmi dari pemerintah Inggris yang berpusat di Benteng Malborough, termasuk
dokumen yang disebut SFR (Sumatera Factory Record). Karya pustaka ini dapat
menjadi sumber informasi yang mampu memberikan daya tarik kepada wisatawan
mancanegara maupun nusantara.
Seperti salah satu informasi dari John Bastin yang menarik bahwa
Benteng Marlborough pernah ditinggalkan oleh pemerintah Inggris selama hampir
lima tahun, yaitu pada 1719-1724. Tentu saja ini menarik untuk diketahui lebih
lanjut, tentang siapa yang menguasai Benteng Marlborough selama tahun
1719-1724, dan apa yang sebenarnya terjadi selama lima tahun tersebut.
Informasi tersebut tentu mengandung nilai sejarah yang tinggi
dan merupakan sumber keilmuan yang berharga. Sebagai peninggalan sejarah yang
penuh potensi keilmuan, Benteng Marlborough telah memiliki segmen pasar
tersendiri, yaitu para pelajar dan mahasiswa.
Pada 1712 Yoseph Collet diangkat menjadi Deputi Gubernur. Dia
meminta izin untuk menggantikan benteng York dan membangun satu benteng baru di
atas karang, satu bukit kecil yang menghadap ke laut sekitar 2 Km dari benteng
York.
Pada 1714 dimulailah pembangunannya dan selesai pada tahun 1718.
Yoseph Colet menyebutnya benteng "Malborough" yang merupakan Duke Of
Malborough pertama yang diangkat menjadi pahlawan nasional setelah ia
memenangkan sejumlah pertempuran melawan Perancis dan musuh-musuh lainnya.
Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles pada 1818-1824
Bengkulu menjadi terkenal. Pada 1825 Inggris yang menguasai Bengkulu melakukan
tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia dan Singapura.
Belanda selanjutnya menempati benteng Malborough sampai Perang
Dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang
sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah Kemerdekaan RI tahun 1945
benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi sampai tahun 1970.
Setelah Kemerdekaan RI, Bengkulu merupakan salah satu
Keresidenan di Provinsi Sumatera Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu
terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan lepas dari Provinsi Sumatera
Selatan.
Lantas, apa saja yang ditawarkan kepada pengunjung obyek wisata
ini? Para pengunjung dapat melihat kebesaran kekuatan penjajah kolonial di
masanya dengan bangunan benteng yang besar dan masih terjaga kelengkapannya
ini.
Kemudian menikmati panorama laut dari salah satu sisi benteng
yang memang indah di sore hari. Untuk penginapan, para wisatawan tidak perlu
susah-susah lagi, karena terdapat hotel dan penginapan di radius maksimal 1 km
dari benteng ini.