Selasa, 26 Agustus 2014

Aku Akan Tetap Disini

Siang pasti digantikan malam
Sekeras apapun siang bertahan
Matahari pasti tumbang
Dan gelap menyelimuti
Siang pasti pergi

Kelopak bunga mawar pasti rontok
Sekeras apapun dia ingin mekar lama
Pasti tiba masanya layu
Dan tangkai2 membisu
Bunga mawar pasti pergi

Hujan pasti reda
Selama apapun dia hendak turun
Pasti tiba masanya habis
Dan menyisakan basah di halaman
Hujan pasti pergi

Maka
Apalagi urusan perasaan
Cinta bisa berganti benci
Percaya memudar berganti kusam ragu
Pun komitmen menipis berubah jadi lupa

Tapi aku akan tetap di sini
Meyakini bahwa
Besok pagi, malam pun akan berganti siang
Mawar baru akan merekah ulang
Dan hujan berikutnya pasti kan datang

Sabtu, 23 Agustus 2014

Emas Tetaplah Emas

Seorang murid dengan karakter yang cemerlang akan selalu datang dari tempat yang cemerlang. Sesederhana apapun  tempatnya, tapi menghadirkan proses pendidikan yang baik dari para pendidik yang tulus dan berdedikasi tinggi.
Sebaliknya murid dengan karakter yang cemerlang tidak akan pernah dilahirkan dari sekolah-sekolah dengan gedung megah, tapi di penuhi dengan tenaga pendidik yang rakus dengan uang. Hingga urusan jalan-jalan, dan pas foto jadi ajang bisnis. Nilai-nilai dijajah dengan murahnya. Bahkan di pasang tarif layaknya mainan anak-anak di pasar.

Haiii teman-teman. Menyenangkan menyapa semua.  Kembali bersua. Semoga dengan energi  tak terbilang.
Saya sudah lama tak menulis. Terakhir menulis mungkin sekitar 2 tahun yang lalu. Namun belakangan ada sesuatu yang merisaukan hati. Sesuatu yang membuat cemas, macam di pukul-pukul pelepah daun kelapa. Tuk..tuk..tuk,  atau macam menyeberang sungai, persis di tengah sungai perahunya bocor. Kembali ke seberang cadas tak kan sempat, memaksa terus pastilah tenggelam. Sehingga semangat menulisku kembali muncul. Setidaknya dengan menulis aku bisa berbagi dengan semua.

Apa pasal ?? ahh.., kalian tahulah saya  tidak cemas karena belakangan  ini melihat profil seseorang di aplikasi line. Ada yang cantik, berkerudung lembut, berwajah cerdas serta shaleha sekali nampaknya. Belakangan menyenangkan chatting dengannya.. (hahaha gagal focus ini kayaknya)

Aahh.., tentu kalian juga tahulah saya tak cemaskan soal harta benda, tidak cemas meski bersandal jepit butut, kemana-mana naik angkutan umum, bertahun-tahun ngontrak, makan di warung pinggiran. Insya Allah tidak cemas soal itu. Karena itu Cuma sebuah pilihan, besok lusa kalau kalian memilih kaya semoga itu diimbangi dengan kaya di hati, kaya di tabiat dan kaya di perangai.

Ok, ini saatnya serius !!!

Teman-teman, yang saya cemaskan adalah hal-hal yang terjadinya di sekitar. Apakah kejujuran dan integritas hari ini tak ada harganya lagi?? Padahal, makin hari peran guru, dosen (para pendidik) sangatlah penting. Saya yakin betul kekuatan para pendidik sebagai pengubah arah bangsa ini.  Pada para pendidiklah kita titipkan persiapan masa depan republik ini. Di sekolah-sekolah, di universitas-universitas, di institusi pendidikan itu adalah wajah masa depan kita. Masa depan negeri ini.

Namun kita melihat realita hari ini, muncul banyak masalah disitu. Ada oknum yang bermasalah. Mulai dari masalah kualitas sampai pada masalah moralitas. Sering kali sebuah insitusi pendidikan sibuk melakukan pembangunan fisik, tanpa di barengi dengan pembangunan mental yang memadai.

Kawan, Padahal ini yang harus digaribawahi bahwa seorang murid dengan karakter yang cemerlang akan selalu datang dari tempat yang cemerlang. Sesederhana apapun  tempatnya. Meskipun dengan atap rumbia, dinding pelupu dan lantai tanah tapi menghadirkan proses pendidikan yang baik dari para pendidik yang tulus dan berdedikasi tinggi. Insya Allah harapan ada disitu.

Sebaliknya murid dengan karakter yang cemerlang tidak akan pernah dilahirkan dari sekolah-sekolah dengan gedung megah, tapi di penuhi dengan tegana pendidik yang rakus dengan uang. Hingga urusan jalan-jalan, dan pas foto jadi ajang bisnis. Nilai-nilai dijajah dengan murahnya. Bahkan di pasang tarif layaknya mainan anak-anak di pasar.

Kalau sebuah institusi pendidikan dibangun hanya untuk mengantisipasi peluang pasar, orientasi bisnis, yaitu hanya sekedar menjajakan ijazah. Maka kacau sudah.
Naah.., kemudian siapa yang harus disalahkan??

Ingatlah kawan, kebobrokan itu terjadi bukan hanya karena orang jahat yang semakin banyak. Tapi juga disebabkan karena ada orang baik yang lebih memilih diam dan mendiamkan. Ada orang yang seharusnya mampu mencegah itu dan mengambil tindakan nyata. Tapi mereka lebih memilih diam, menutup mata, telinga dan hati mereka. Lebih memlih tidur nyenyak di bilik masing-masing.

Inilah raelita yang ada. Lantas apa yang harus dilakukan?? Kalau kita mampu merubah itu, dan kebetulan kita berada dekat dengan dunia pendidikan. Maka jangan memilih diam. Jika mampu merubah dengan tindakan. Lakukakan. Jika tidak mulailah dari diri sendiri untuk berdedikasi.








Jumat, 02 Mei 2014

Ayo Berhentilah sejenak


ayo, berhentilah sejenak. 
sy tahu, kita semua sibuk, mengejar dan dikejar waktu.
pekerjaan menunggu, pertemuan menanti, janji harus dipenuhi.
dan setumpuk pikiran yg membebani.

tapi, ayo, berhentilah sejenak.
pejamkan mata.
bentangkan tangan.
helalah nafas.
helaan nafas panjang penuh kelegaan.

mari sejenak kita mengenang ibu.
ketika pipinya berlinang air mata memeluk kita sakit (dulu).
ketika dia tersenyum penuh sayang melihat kita pertama kali berseragam merah (dulu)
ketika dia mencium ubun2, berbisik mesra, menggenggam kedua belah telapak tangan
'melangkahlah anakku... melangkahlah'

mari berhentilah sejenak.
kirimkan doa2 terbaik buat mereka.
dan semoga kita menjadi orang tua yg baik pula.
sungguh, satu ibu yang hebat, akan menghasilkan satu generasi terbaik.
semoga mereka senantiasa disayang Allah.

SELAMAT HARI IBU

Aku Terpaksa`Disini

Aku tidak ingin di sini, tapi terpaksa di sini
Aku  sungguh tidak ingin di sini, tapi aku terpaksa di sini 

Aku tidak ingin di sini, tapi Aku harus kemana?
Aku sungguh ingin pergi, tapi pergi kemana?

kami tidak ingin di sini, tapi mau apalagi?
kami ingin pindah, tapi pindah kemana?

kami tidak ingin di sini, tapi ini pilihan kami sendiri
kami sungguh tidak ingin di sini, tapi kami harus memilih utk di sini

kami ingin di sini, tapi kami punya banyak kesibukan
kami sungguh ingin di sini, tapi apa peduli kami?

terserah kami, dong.

Dipersimpangan

Pada mulanya aku mengawali dari satu batang yang sama. Itulah kelahiran. Kemudian batang pohon itu bercabang. Di persimpangan itu aku harus memutuskan cabang mana yang harus ku pijak. Selanjutnya cabang pohon itu kembali terbagi menjadi ranting-ranting yang lebih kecil. Kemudian, aku juga harus memutuskan kembali ranting mana yang harus kujadikan pegangan. Ranting pilihanku harus cukup kuat untuk menahan, sehingga aku tidak terhujam ke bumi sebelum waktunya.

Persimpangan akan melahirkan pilihan, selanjutnya pilihan akan menghasilkan persimpangan baru. Proses ini terus berjalan hingga berjumpa pada titik akhir. Hidup hakikatnya adalah hasil perjumlahan dari pilihan-pilihan. Sedangkan pilihan hendaknya adalah hasil kalkulasi dari proses zikir dan fikir.

Ada masa dimana kita dipaksa untuk membuat keputusan di tengah lautan bergelombang. Dulu, Masa-masa remaja  awal merupakan bentuk dari persimpangan yang harus dilayari dengan penuh kegalauan. Walaupun tubuh kita cukup besar untuk disebut sebagai anak-anak, namun terkadang kapasitas mental belum cukup mampu untuk meraih kedewasaan secara utuh. Remaja, jiwa dan tubuh kecil mengambang di muara sugai yang menuju laut lepas yang menawarkan berbagai pelabuhan untuk bersinggah. Periode disebut sebagai tahapan “ operasional formal”.  Pada fase ini kita mulai beralih dari berfikir kongkrit dan spesifik menjadi berfikir abstak dan logis.

Pada masa ini kita sedang dihadapkan pada sejumlah persimpangan yang menentukan. Informasi, abstaksi dan sistem  logis menggiring ada satu pilihan. Tidak ada hal yang lebih mencekam selain membuat keputusan di tengah situasi yang sulit. Di tengah terpaan badai hormonal yang bergejolak. Timbul pertanyaan di benakku yang bercetak tebal “ Pilihan Mana Yang Harus Ku Ambil ?”