"
Berkilaulah.., Kita di lahirkan tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga harus mampu menginspirasi "
Motto inilah yang melecut saya untuk ikut mendaftar ke program ini. Selain itu, sewaktu saya mondok di yayasan Muhammadiyah 7 tahun silam, pengasuh pernah memberikan wejangan tentang fadilah berbagi, yaitu " Ada 2 hal di dunia ini yang ketika dibagi atau diberikan kepada orang lain, maka dia tidak akan berkurang, bahkan akan bertambah berkali lipat, 2 hal tersebut adalah Harta dan Ilmu...”.
Maka
bertambahlah telah keyakinan ini. Namun
karena saya
kembali menjadi mahasiswa yang
notabene harta terbesarnya adalah masih berupa idealisme, maka saya pun akan
berbagi dengan sedikit ilmu yang pernah saya pelajari.
Juga, Ada hal lain yang ingin saya tularkan. Saya punya kisah tentang
perjuangan Seorang anak yatim piatu dari
desa perbatasan yang mempunyai mimpi untuk mengenyam pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Mungkin ini akan sedikit menginspirasi.
Orang bijak berkata, experience is the best teacher.
Terlahir di sebuah desa terpencil di
pulau Sumatra tepatnya di Desa Kota Padang perbatasan antara Provinsi Bengkulu
dengan Sumatera Selatan. Di usia 4 tahun saya ditinggal wafat oleh ayah, dan di usia 10 tahun harus merelakan ibu
dipanggil sang ilahi. Saat itu saya
sedang duduk di kelas 4 SD. Teman, Bisa
kalian bayangkan anak umur sepuluh tahun harus
berjuang tanpa ayah, ibu, dan tanpa ada warisan harta sedikitpun ???
Jangankan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, untuk
bertahan hidup saja tidak terbayangkan.
Maka jadilah, setiap pulang sekolah
saya harus bekerja serabutan di kebun untuk menjadi buruh potong rumput, pungut
kopi, mengantarkan makanan. Hanya demi bayaran sebesar Rp. 2.500,-. saya harus memikul beban keluarga, karena
saya masih punya seorang adik yang berumur 7 tahun dan seorang kakak perempuan
yang masih berusia 14 tahun. Saat itu
saya tidak pernah mengharapkan sesuatu yang muluk-muluk, saya hanya berfikir
bagaimana bisa belajar di sekolah, setelah pulang, bagaimana agar mendapatkan
sedikit uang untuk makan esok hari.
Tahun 2002, Allah berkehendak lain. Saat itu aku duduk di kelas 5 SD. Bu
Darmawati sedang menjelaskan tentang
pelajaran matematika, tiba-tiba
saya di panggil ke ruang kepala sekolah.
Ternyata pihak sekolah, tanpa sepengetahuanku menghubungi sebuah Yayasan
di Kota Kabupaten untuk mendaftarkan namaku.
"
Jay, besok kita berangkat ke kota Curup. Kamu akan sekolah disana. Jangan
cemaskan tentang biaya. Semua sudah di atur. Semua dokumen siang ini juga bapak
siapkan. Belajarlah yang baik.., raih mimpi-mimpimu... " terang pak Asmoni sang kepala sekolah.
Sungguh
Kuasa Allah begitu besar. Di Yayasan Panti Asuhan Aisyiyah Muhammadiyah itu
saya belajar banyak hal. Tetang agama, budi pekerti, tentang kedisplinan,
tolerasi, persaudaraan, keterampilan hidup.
Suatu
subuh, Bang Mardi sang pengasuh asrama berpesan " Adik-adikku.., Berkilaulah..,
mungkin kita di lahirkan dengan segala keterbatasan, namun itu tidak akan
menghalangi kita untuk bermimpi besar. raihlah mimpi-mimpimu, tapi ingat hidup
ini bukan untuk diri sendiri, namun juga mampu berbuat banyak untuk orang lain.
khoirunnas anfa'uhum linnas, jadilah inspirasi ..."
Terinspirasi oleh abang pengasuh, saya pun menuliskan mimpi-mimpi saya dalam kertas
dan menempalkannya di dinding kamar saya. Saya percaya dengan menuliskan
mimpi-mimpi tersebut, berusaha keras mengejarnya, berbuat baik untuk orang
lain, dan terus berdoa kepada Allah, maka mimpi-mimpi tersebut akan dapat
tercapai. Hingga hari ini, satu persatu mimpi-mimpi tersebut dapat terwujud
lebih cepat dan jauh lebih indah dibanding yang saya bayangkan.
Saat
SMP dan SMA saya berkesempatan dapat beasiswa penuh dari Bupati Kabupaten
Rejang Lebong. Saat Kuliah S1 saya mendapat beasiswa penuh dari Bupati
Kabupaten Kepahiang. Dan sekarang saya berkesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke program pasca sarjana fakultas MIPA Instutut Pertanian Bogor
(IPB) kelas internasional Program Studi Magister
Science in Information Tecknology for Natural Resources Management .
Sebelum
memutuskan untuk kembali belajar, saya juga pernah bekerja sebagai wartawan
lepas sebuah surat kabar, kemudian menjadi asisten dosen di sebuah perguruan
tinggi swasta di Provinsi Bengkulu selama 2 tahun, selain itu juga pernah
mencoba usaha, mulai dari warnet, rental PS, percetakan dan foto kopi hingga
mencoba belajar di usaha pengembang perumahan, walapun belum maksimal. Namun
inilah proses belajar.
Tanpa
bermaksud mengharapkan iba, saya tulis cerita singkat tentang perjalanan saya
ini murni untuk menginspirasi dan berbagi
semangat untuk mengejar mimpi. Saya
berkeyaninan
bahwa semua anak mempunyai hak yang sama untuk bermimpi dan meraih mimpi itu
tanpa tebatas jurang ekonomi, strata sosial, suku ras dan agama. Saya ingin satu visi yaitu “
Membaikkan
Indonesia dengan mimpi
mimpi besar, prestasi dan dengan moral berbudi dan peduli
”. Ini
adalah cita-cita
yang membutuhkan “nafas panjang”.
Menilik
dari Pengalaman inilah
yang menjadi pemicu dan passion saya untuk berbagi
semangat. Di beberapa kelas tempat yang mengajar, saya selalu menularkan semangat untuk bermimpi dan
mengejarnya. Saya berikan dengan metode ceramah untuk menggali dan “mengompori” teman-teman agar mampu
berimajinasi luas untuk bermimpi dan mewujudkannya. Seusai memberi
materi, saya selalu mengajak
teman-teman untuk menuliskan mimpi-mimpi yang akan dicapai dalam beberapa tahun
yang akan datang. Setelah itu, saya mengajak teman-teman tersebut untuk menutup
mata selama 1 menit
dan mencoba membayangkan seandainya mimpi-mimpi tersebut tercapai. Sungguh
kebahagiaan akan datang melingkupi seandainya mimpi tersebut terpenuhi. Dan
saya tutup dengan mengajak teman-teman untuk berikrar dan berteriak lantang
mengucapkan mimpi-mimpinya agar kepercayaan diri untuk mewujudkan mimpi-mimpi
tersebut datang dan mengakar kuat di hati dan pikiran mereka. Saya selalu
merinding setiap kali mendengarkan ikrar dari peserta didikku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar