Senin, 09 November 2015

Pemerataan Pendidikan Masih Jauh

Sesuai ikrar para founding father bangsa ini yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu " mencerdaskan kehidupan bangsa ". Ini berarti, Janji pendidikan itu ditujukan untuk semua warga bangsa Indonesia dari sabang sampai maraoke, tanpa melihat latar belakang daerah, ekonomi, strata sosial, ras, agama.

Namun Saat ini, harus kita akui bahwa pendidikan di Indoensia itu masih belum merata.  Fasilitas dan akses pendidikan yang memadai masih terpusat di Jawa dan kota-kota besar. Sedangkan di daerah-daerah terluar dan terdalam, fasilitas pendidikan masih jauh dari kata memadai. Seperti contoh di pedalaman belitong, pedalaman papua, atau sebuah kecamatan di pulau enggano Provinsi bengkulu, Jangankan untuk akses informasi berupa komputer dan internet,  jaringan listrik saja belum ada. Suasana belajar masih jauh dari kata nyaman, di saat murid-murid di pulau jawa bisa nyaman dengan fasilitas AC, lantai keramik dan dinding bambu.

Memang hal ini juga dilatarbelakangi oleh Wilayah Indonesia yang luas membuat sebagian warga tersebut tidak dapat menikmati proses pendidikan dan fasilitas lainnya yang diberikan oleh pemerintah kepada anak bangsa. Harus diakui juga bahwa faktor sarana dan prasarana penghubung seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya memberikan pengaruh terhadap kurangnya akses yang dapat dirasakan oleh penduduk di daerah terpencil.

Selain fasilitas, aspek lain yang menjadi kendala juga berkaitan dengan para pendidiknya itu sendiri. Di dearah terpencil dan terluar distibusi guru yang berkualitas dan profesional masih sangat kurang. Mungkin, ini disebabkan kesejahteraan guru, apalagi yang non PNS di dearah belum memadai. Sehingga kesadaran para guru yang berada di perkotaan untuk mengabdi di pedesaan masih sangat rendah.

Maka harus Harus ada upaya untuk menciptakan pemerataan, misalnya dengan mendirikan pusat-pusat keunggulan pendidikan berbagai daerah, terutama di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Harus ada upaya memenuhi kebutuhan sekolah di berbagai tingkatan, terutama di tingkat menengah. Selain itu, harus dipikirkan untuk memastikan bahwa masyarakat dari berbagai tingkatan ekonomi dapat menjangkau pendidikan yang berkualitas. Selain itu hendaknya ada pembinaan rutin terhadap guru-guru pedesaan dan daerah terpencil.

Untuk mengentaskan permasalahan ini, kita tidak bisa hanya mengadalkan pemerintah saja selaku pemangku kebijakan. Namun selaku warga bangsa, apalagi kami kalangan mahasiswa yang konon katanya adalah kaun terdidik, turut bertanggung jawab turut ambil bagian mencerdaskan bangsa ini dengan menyebarkan ilmu yang sudah didapat kepada anak-anak yang belum mendapat akses informasi dan pendidikan yang memadai tersebut.

Ke depan, saya bermimpi bahwa semua anak-anak di Indonesia dari sabang sampai maraoke dapat mengenyam pendidikan yang lebih layak dengan fasilitas yang memadai. Saya juga ingin terlibat langsung dalam proses mendidik. Mendidik tidak hanya terkotak dalam kelas, sekolah, tapi mendidik bisa melalui berbagai cara. Semoga, suatu saat sepuluh atau lima belas tahun yang akan datang, saat output pendidikan sudah dapat kita lihat, kita dapat berkata...

"  Saya ikut hadir, saya terlibat dalam proses itu. Sekecil apapun saya ikut mendidik generasi lebih baik. saya sada di sana...Saya ikut melahirkan generasi baru dan ikut berkontribusi membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan membanggakan..."






Tidak ada komentar:

Posting Komentar